Memonitor Kesehatan Finansial

Bhaskara Adiwena
4 min readFeb 4, 2021
Photo by Mārtiņš Zemlickis on Unsplash

Saya pernah ikut perhelatan lari. Tidak jauh, hanya 10K saja. Pengalaman ini menyenangkan, meskipun di saat yang sama ini melelahkan. Sampai saat ini, saya masih belum terpikir untuk mengikuti lari dengan jarak yang lebih jauh, misalnya full marathon 42K.

Memang jika ingin ikut lari jarak jauh, kita perlu mengetahui kondisi awal performa tubuh. Kita perlu mengetahui seberapa kuat stamina, seberapa baik kita dalam mengolah napas, dan bagaimana menjaga ritme langkah agar tetap stabil.

Pun begitu juga dengan menjaga kesehatan finansial. Saya dan istri melakukan financial health check up pada awal tahun. Ini penting, mengingat perjalanan kami masih panjang, di tengah kehidupan yang semakin penuh ketidakpastian.

Mengapa mengecek kesehatan finansial penting?

Ketika berlari sejauh 10K, saya tahu di mana garis finish saya. Tujuan saya untuk sampai ke garis finish yang berada di taman kota. Sama halnya dengan merencanakan keuangan, masing-masing dari kita memiliki tujuan untuk mengelola keuangan. Tujuan tersebut bisa saja untuk dana pendidikan anak, liburan ke Timbuktu, atau membeli mobil Tesla terbaru.

Mengecek kesehatan finansial merupakan komitmen awal untuk bisa mencapai tujuan finansial kita. Dalam jangka waktu tertentu, paling tidak setahun sekali, kita perlu mengetahui posisi keuangan.

Apa saja yang dibutuhkan?

Dokumen untuk mengecek kesehatan finansial ini terbilang simpel. Kita cukup membuat dua dokumen yang dapat kita perbaharui secara berkala.

Pertama, net worth statement atau kekayaan bersih. Neraca ini akan menunjukkan posisi kesehatan finansial kita. Neraca ini terdiri dari aset dan kewajiban, di mana masing-masing akun tersebut akan dikelompokkan ke dalam aset/kewajiban sesuai likuiditasnya.

Kedua, cashflow statement atau arus kas. Jika networth statement menunjukkan posisi terkini, dokumen ini menunjukkan aliran kas secara bulanan. Arus kas ini memotret penghasilan dan pengeluaran tiap bulannya.

Di sini, saya mencantumkan contoh kedua dokumen tersebut. Saya membikinnya secara sederhana ke dalam format excel. Substansi akan lebih penting ketimbang kemasan. Meski sederhana, format excel ini membantu sekali dalam memonitor kesehatan finansial saya.

Apa beda kedua dokumen tersebut?

Setidaknya, terdapat dua perbedaan dari kedua dokumen di atas. Ditinjau dari tujuannya, networth statement akan menangkap aset-aset yang bersifat besar, seperti rumah dan mobil, sedangkan cashflow statement menangkap perilaku bulanan kita yang sifatnya lebih mikro, seperti pengeluaran gaya hidup untuk kopi dan baju. Sederhananya, posisi kekayaan bersih melihat lokasi terakhir, apakah lebih dekat ke tujuan finansial. Sementara itu, arus kas melihat dinamika berkala untuk sampai ke tujuan.

Perbedaan kedua adalah periode untuk mengecek. Untuk arus kas, sebaiknya dilakukan secara bulanan, sementara untuk posisi kekayaan bersih bisa dilakukan tiap tahun. Untuk memudahkan pencatatan arus kas, saya biasanya menggunakan aplikasi tracking keuangan di gawai saya, kemudian memindahkannya ke excel besar saya. Pada praktiknya, posisi kekayaan bersih pun akan saya perbaharui tiap bulan.

Apakah saya sehat secara finansial?

Terdapat setidaknya empat hal indikator untuk melihat kesehatan finansial:

1. Netflow dan cashflow statement dalam angka positif.
Mungkin saja ada pengecualian untuk arus kas di bulan-bulan tertentu karena biaya tak terduga, misalnya biaya rumah sakit, namun, secara umum indikator harus menunjukkan angka positif yang berarti aset kita terus bertumbuh. Dalam kaitannya dengan biaya tak terduga, adalah penting bagi kita untuk memiliki dana darurat (tidak akan dibahas di sini).

2. Liquidity ratio (LR) minimal 4 kali pengeluaran.

LR merupakan total aset lancar dibagi pengeluaran per bulan. Artinya, aset lancar yang kamu miliki mampu menghidupimu selama minimal 4 bulan.

3. Debt service ratio (DSR) < 30%

DSR merupakan total utang per bulan dibagi penghasilan bulanan. Artinya, maksimal utang per bulan adalah 30% dari pengeluaran.

4. Savings ratio (SR) > 10%

SR merupakan total tabungan/investasi bulanan dibagi penghasilan bulanan. Artinya, kamu masih bisa menabung minimal 10% di tiap bulannya, dan selangkah mendekati tujuan finansial.

Selangkah lebih dekat

Dalam suatu diskusi bersama istri, saya bilang bahwa kita perlu mengenali diri, menakar hal esensial dalam kehidupan kita. Kekayaan materi sejatinya punya ruang prioritas yang berbeda untuk tiap individu. Meskipun begitu, adalah penting untuk melakukan tracking di dalam hidup.

Tujuannya utamanya adalah selangkah lebih dekat mencapai tujuan finansial. Secara spesifik, tujuan finansial ini bisa berbeda-beda tiap orang. Sebagian memilih untuk puas dengan memiliki satu mobil MPV, sebagian lainnya punya ambisi untuk memiliki garasi dengan mobil koleksi. Memulai financial health check up menjadi awal langka untuk mencapai tujuan finansial yang diinginkan.

Sejujurnya, tidak sulit dan tak memakan waktu lama untuk memonitor finansial. Bisa jadi karena mengatur keuangan adalah hal yang saya sukai, tidak menjadi masalah bagi saya untuk melakukannya. Namun, harus saya akui bahwa bagian tersulit adalah persistensi dalam eksekusi.

Buat saya, membikin dua neraca di awal tahun ini menjadi langkah awal yang baik (dalam aspek finansial). Ini tak ubahnya dengan dahulu ketika saya memulai lari 10K. Meski bukan yang tercepat, saya bisa mencapai garis finish di taman kota. Saya yakin, kontribusi saya berolahraga rutin punya andil besar di sana. Bukan sekadar modal kekuatan mental saja. Pada akhirnya, saya berusaha untuk melakukannya.

--

--

Bhaskara Adiwena

Memiliki ketertarikan kuat dengan ilmu ekonomi, kesehatan, filosofi, serta peningkatan produktivitas.