Mencapai Financial Independent di usia muda dengan metode FIRE

Bhaskara Adiwena
Komunitas Blogger M
6 min readMar 1, 2021

--

Photo by Adeolu Eletu on Unsplash

Satu dekade belakangan ini, ketika literasi keuangan semakin gencar, kita kerap mendengar gerakan “FIRE” (Financial Independent, Retire Early). Banyak generasi muda mengejar pensiun dini pada rentang usia 30an atau 40an. Terdengar menarik? Namun, apakah realistis? Mari membahas lebih dekat tentang gerakan FIRE ini, serta melihat lebih dalam apakah ini feasible bagi masing-masing diri.

Apa gerakan FIRE?

FIRE movement atau gerakan untuk independen secara finansial serta pensiun muda ini dimulai pada tahun 1992, ketika Vicky Robin dan Joe Dominguez merilis bukunya yang mereka tulis “Your Money or Your Life”.

Idenya sederhana, di awal karier, kita perlu menekan pengeluaran hidup dan menyisihkan 50–75% uang yang dimiliki untuk investasi jangka panjang. Setelah sepuluh tahun, kita telah siap untuk pensiun seumur hidup, idealnya pada periode usia 30–40an. Gerakan ini semakin dikenal dengan maraknya literasi keuangan, serta glorifikasi keluar dari jebakan rat race kantoran untuk mengejar aktivitas yang dianggap lebih bermakna dan sesuai renjana.

Banyak generasi muda yang sukses menceritakan capaiannya untuk dapat pensiun sebelum usia 40. Namun demikian, tak sedikit pula yang menyatakan bahwa gerakan FIRE ini amat sulit dilakukan, apabila tidak mau dikatakan mustahil.

Di sini, saya mencoba melihat dari kedua sisi.

FIRE memungkinkan untuk dicapai…

Saya mengenal konsep FIRE mungkin sekitar 2–3 tahun yang lalu. Secara teori, saya mengetahui semangat ini secara kasar, namun tidak pernah betul-betul meresapinya.

Baru kemudian, pada pekan lalu, saya mencoba untuk melakukan beberapa simulasi gratis yang tersedia di beberapa wesbsite. Berikut saya sampaikan satu website yang menurut saya cukup baik secara simulasi dan menarik secara tampilan. Silakan klik tautan ini.

Dalam kasus saya, financial independent dapat dicapai dalam kurun 8 tahun dari sekarang. Secara matematis, saya mampu untuk pensiun dini pada usia 38 tahun. Angka yang masih feasible untuk dicapai, saya kira.

Hasil simulasi saya | Sumber: playingwithfire.co

Dari beberapa pengalaman yang disampaikan oleh banyak generasi muda, termasuk dalam Medium, sebagian individu juga berhasil mencapai FIRE dalam hidupnya di usia muda. Setidaknya, terdapat lima hal yang mereka lakukan sehingga metode FIRE berlaku untuk mereka:

1. Memiliki perencanaan keuangan

Ada satu kata yang saya suka dari Benjamin Frankin, yang sejatinya berlakunya di segala lini kehidupan, termasuk soal perencanaan keuangan: “If you fail to plan, you are planning to fail”. Perencanaan keuangan merupakan langkah awal untuk mencapai tujuan utama financial independent.

2. Keluarkan lebih sedikit uang

Ada dua tipe orang di dunia: (i) ia yang menetapkan tabungan dahulu dari penghasilan, baru menggunakan sisanya untuk konsumsi, atau (ii) ia yang menggunakan penghasilan untuk konsumsi, baru sisanya untuk tabungan. Hampir seluruh individu yang sukses merupakan tipe pertama. Hidup bersahaja, sesuai dengan kebutuhan, bukan keinginan. Hal ini tentunya diikuti dengan upaya untuk hidup tanpa utang (atau bijak berutang).

3. Dapatkan lebih banyak uang

Mereka yang berhasil mengupayakan untuk mendorong peningkatan pendapatan. Hal ini juga berkaitan dengan memulai pekerjaan sampingan atau menekuni hobi yang menghasilkan keuntungan (side hustle).

4. Cerdas berinvestasi

Uang tidak beranak pinak begitu saja. Namun, uang tumbuh karena investasi. Di balik kesuksesan investasi, ada sebuah konsep bernama compound interest. Konsep ini sederhananya menyatakan bahwa uang kita akan terus tumbuh dengan cepat karena bunga/keuntungan akan terus tumbuh, mengikuti modal awal yang kita miliki.

Saya kemudian teringat perkataan dari Albert Einstein, “Compound interest is the 8th wonder of the world. He who understands it, earns it; he who doesn’t, pays it”. Oleh karena itu, ketika kita melakukan investasi, biarkan saja, jangan diambil apabila belum mencapai tujuan yang ditetapkan.

5. Monitor uang dan bicarakan bersama pasangan

FIRE merupakan maraton jangka panjang. Untuk itu, kita perlu melakukan monitoring secara berkala, sebab kehidupan dipenuhi akan risiko dan ketidakpastian. Karena sifatnya yang jangka panjang, dalam kehidupan berumah tangga, tujuan ini perlu dibicarakan bersama pasangan. Tidak semua individu memiliki perspektif yang sama soal manajemen uang. Memiliki visi yang sama menjadi esensial dalam kaitannya mencapai FIRE.

… namun, FIRE seringkali berhasil dengan beberapa catatan

Perhitungan matematis FIRE ini terbilang realistis dalam kasus saya dan juga terbukti sukses di sebagian orang, dengan adanya beberapa catatan penting:

1. Privilise

Saya perlu menekankan ini di awal. Saya terlahir di keluarga yang cukup secara finansial (meski tidak kaya raya), sehingga jarang sekali kebingungan untuk tidak bisa makan. Bisa saja, ini pun berlaku untuk kamu yang mampu mengakses internet dan membaca artikel ini. Saya dan kamu, kita semua diberkahi dengan banyak kemudahan dan kebaikan dalam hidup.

Namun demikian, tidak banyak yang seberuntung kita. Banyak saudara kita yang memulai maraton dengan garis start yang jauh di belakang. Mereka bisa jadi kebingungan ketika mau makan, juga kerap berutang untuk memenuhi kebutuhan dasar bulanan. Praktis, hitungan matematika ala FIRE tidak relevan untuk kehidupan mereka.

2. Sumber pemasukan yang baik.

Masih berkaitan, sumber pendapatan utama menjadi hal yang krusial. Mekipun memiliki pekerjaan untuk hidup dan bisa keluar dari lingkaran kemiskinan, sebagian orang hanya memiliki pendapatan sedikit di atas upah minimum.

Perlu kita ingat, bahwa standar kemiskinan di Indonesia relatif rendah, hanya Rp 425 ribu per kapita per bulan. Dengan kata lain, upah minimum mereka hanya cukup menyambung hidup. Seberapa pun kerasnya mereka berusaha untuk berhemat, akan sulit bagi mereka untuk dapat pensiun di usia muda.

3. Literasi keuangan sejak muda.

Tidak semua generasi muda memiliki pendidikan keuangan yang cukup baik. Sebagian boros menghabiskan uangnya untuk gaya hidup. Di sini, peran pendidikan menjadi utama. Dalam hidup, saya punya banyak guru dan orang tua. Dari mereka, saya banyak belajar. Mereka juga yang berperan penting membentuk karakter dan pola pikir.

Saya menyadari, saya telah menerapkan frugal living alias gaya hidup hemat sedari usia 20an, masa dimana kebanyakan dari kita telah memulai untuk menghasilkan uang dan berkarier secara profesional. Saving bulanan saya selalu di atas 50%, bahkan ada suatu periode bulan di mana saya bisa mengalokasikan 80% dana untuk investasi. Saya juga cenderung risk lover pada usia 20an, sebelum sekarang lebih moderat dengan perencanaan keuangan saya.

Tantangan dalam implementasi FIRE

Jika kamu termasuk dalam kelas menengah dengan berpenghasilan yang cukup, saya ucapkan selamat. Itu artinya, kamu bisa lebih mudah mencapai financial independent di usia muda. Namun demikian, terdapat tiga tantangan untuk mencapai financial independence:

1. Keinginan yang berlebih

Tak bisa dipungkiri, usia 20an dan 30an merupakan usia produktif dengan banyak keinginan (meskipun tak esensial). Dalam beberapa hal, kita perlu membeli kebahagiaan dengan uang yang kita miliki. Sebagian ingin memiliki gawai terkini, mengoleksi fashion tertentu, atau liburan ke luar negeri. Sah-sah saja untuk membeli kebahagiaan dengan uang. Hanya saja, keseimbangan antara keinginan dan pengeluaran ini yang kemudian perlu dijaga agar tidak menggelembung di kemudian hari.

2. Ketidakpastian hidup

Hidup semakin dipenuhi dengan ketidakpastian. Simulasi metode FIRE tidak menangkap volatilitas dalam hidup. Bisa saja, ekosistem semakin tidak seimbang, sehingga bencana alam dan pandemi kian mempengaruhi kehidupan finansial kita. Atau misalnya, terdapat musibah kecil dalam keluarga, seperti penyakit dan kecelakaan, yang membutuhkan uang dengan nominal besar. Hal ini akan mempengaruhi periode kita untuk mencapai FIRE.

3. Rencana yang tak terpotret dalam simulasi

Hitungan ala FIRE merupakan hitungan di atas kertas yang kerap dibikin sederhana. Kita bisa jadi sudah memprediksi beberapa kejadian di masa mendatang. Namun, memang sulit untuk menghitungnya pada saat ini. Kerap kali, ada pengeluaran masa depan yang belum terhitung. Misalnya saja, pernikahan atau kelahiran anak kedua. Semuanya itu akan mempengaruhi perencanaan keuangan, yang berimplikasi pada perhitungan awal metode FIRE. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyesuaian dan tracking secara berkala.

FIRE adalah tentang bagaimana memulai, bukan soal bagaimana berakhir

Tidak ada kata terlambat untuk memulai kebaikan. Nabi Muhammad berpesan kepada umatnya untuk menanam pohon di hari ini, sekalipun umat tersebut tahu bahwa ia akan mati esok hari. Berapa pun usia kita saat ini, mulai lah dari sekarang.

Financial independence bukan berarti kita harus pensiun di usia dini. Secara pribadi, saya tidak pernah berpikir untuk rehat bekerja di usia 38. Sebaliknya, saya bemimpi untuk bisa terus produktif hingga usia 90 tahun. Pun untuk semua orang, saya berharap agar kita bisa terus bekerja hingga usia tua kelak. Mencapai FIRE sejatinya memberikan keuntungan bahwa kita dapat hidup sesuai tujuan yang kita inginkan, bukan berhenti untuk berkarya.

Hal yang seringkali terlupa, bahwa uang yang kita miliki saat ini bukan sepenuhnya milik kita. Di dalamnya terdapat porsi uang bagi diri kita di masa mendatang, serta orang di sekeliling kita yang membutuhkan. Untuk itu, jangan lupa untuk berinvestasi, dan terpenting untuk senantiasa berbagi. Semoga kita semua dilimpahkan dengan keberkahan dan kesejahteraan.

Live the life.

--

--

Bhaskara Adiwena
Komunitas Blogger M

Memiliki ketertarikan kuat dengan ilmu ekonomi, kesehatan, filosofi, serta peningkatan produktivitas.