Sejarah, Legenda, dan Mitologi. Apa Bedanya?

Bhaskara Adiwena
Komunitas Blogger M
3 min readAug 18, 2021

--

Photo by Birmingham Museums Trust on Unsplash

Dalam hidup, kita kerap mendengar banyak kisah. Kita, manusia, tumbuh dengan ribuan kisah yang diceritakan oleh banyak individu di sekeliling kita, termasuk orang tua. Para orang tua kita, juga mendengar dan membaca kisah yang disampaikan oleh pendahulunya.

Kisah berkembang sehingga kadang kita sukar membedakan mana yang sebenarnya terjadi dan mana yang jelas-jelas bunga dari karya manusia. Banyak dari kita yang masih kesulitan membedakan tiga klasifikasi kisah yang sejatinya berbeda. Tiga klasifikasi ini meliputi: sejarah, legenda, dan mitologi. Lantas, apa perbedaan di antaranya?

Mari kita mulai dengan klasifikasi sejarah. Sebuah kisah dapat dikatakan sejarah apabila terdapat sebuah kejadian nyata yang dialami oleh orang nyata di kehidupan nyata.

Sebagai contoh, kisah Julius Caesar yang lahir pada 100 BCE. Seorang jenderal dan negarawan besar asal Roman ini merupakan sosok yang merupakan bagian dari sejarah.

Jauh sebelum Shakespeare membikin tenar melalui karyanya pada tahun 1600an, beberapa dokumen telah memvalidasi eksistensi pentingnya posisi politik Julius Caesar dalam memimpin Republik Romawi kuno.

Mitologi, di lain pihak, merupakan sebuah kisah yang diceritakan turun temurun untuk menjelaskan sesuatu atau untuk menonjolkan sebuah pembelajaran moralitas.

Seringnya, mitologi dibumbui dengan elemen supranatural. Sebagai contoh, kita sudah familiar dengan sebuah mitologi Yunani yang melibatkan api dan kotak Pandora.

Konon, api merupakan rahasia pengetahuan para dewa, dan manusia sama sekali tidak memilikinya. Namun, seorang titan bernama Promotheus mencuri api di Gunung Olympus sehingga rahasia api tersebar kepada umat manusia.

Zeus, raja dari para dewa Olympian, pun murka. Ia menciptakan Pandora, perempuan pertama di dunia, sekaligus menjadi balas dendam akibat ulah Promotheus. Ringkas cerita, Pandora dan kotak yang ia buka kemudian menjadi hukuman untuk para umat manusia di bumi

Sebagian besar umat manusia mungkin tidak pernah berpikir bahwa Zeus dan Promotheus merupakan makhluk nyata, walaupun kenyataannya, api menjadi entitas yang mempermudah hidup manusia.

Meski mitologi tidak nyata, bukan berarti mitologi ini tidak penting. Faktanya, kita masih menggunakan mitologi untuk bercerita. Mitologi terus diperbaharui, misalnya di dalam karya sastra dan sinema. Mitologi mempermudah komunikasi, di mana kosakata sejarah tidak dapat melakukan hal yang serupa.

Terakhir, kita memiliki legenda. Sebuah legenda berdiri di antara sejarah dan mitologi. Sebuah contoh yang baik adalah kisah Perang Trojan. Dalam peperangan ini, terdapat sebuah karakter bernama Menelaus, yang merupakan raja kaum Sparta. Saat ini, bukti otentik menunjukkan bahwa Sparta adalah sebuah lokasi yang nyata.

Rekaman lain juga mengungkap fakta bahwa terdapat beberapa raja yang kemudian menggantikan Menelaus. Namun, apakah bukti ini berarti kisah Menelaus dan perang Trojan merupakan sebuah sejarah?

Jawabannya, tidak.

Seorang raja Sparta bernama Menelaus memang pernah berperang melawan sebuah kota bernama Troy. Namun, sebagian detail yang ditulis oleh Homer — meliputi kisah kuda kayu besar, dan seorang ksatria bernama Achilles yang kebal di seluruh tubuhnya (kecuali bagian tumit) — kemungkinan besar hanya bumbu yang ditambahkan untuk membuat kisah menjadi lebih menarik.

Jika diibaratkan, legenda seperti film layar lebar yang berdasarkan kisah nyata, tapi memiliki keleluasan narasi untuk memperkaya cerita.

Jadi, inilah perbedaan penting dari sejarah, legenda, dan mitologi. Sejarah dan mitologi berada di ekstrim yang berlawanan, sementara legenda berada di antaranya.

Dalam kisah peradaban manusia modern yang relatif muda, kita bukan hanya membentuk sejarah, kita juga dibentuk oleh sejarah. Saat ini, pandemi, menorehkan catatan baru dalam sejarah. Boleh jadi, periode pandemi menjadi titik balik dalam sejarah manusia mendatang.

Ini periode yang sulit buat kita semua. Sebagian kerabat dan kawan tengah menghadapi musibah. Namun, kita tidak boleh layu. Kita masih punya harapan yang tertinggal dalam kotak Pandora. Kita harus berupaya agar kelak kita bisa menceritakan kisah ini kepada penerus kita.

Semoga kita semua diberikan kekuatan dan kemampuan untuk melanjutkan sejarah peradaban.

--

--

Bhaskara Adiwena
Komunitas Blogger M

Memiliki ketertarikan kuat dengan ilmu ekonomi, kesehatan, filosofi, serta peningkatan produktivitas.